Polres
Siak memfasilitasi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA)
Arist Merdeka Sirait untuk bertemu empat orang yang diduga pelaku
pembunuhan, MD (16), DP (16), DD (19), dan S (22) yang juga telah
memutilasi enam orang anak di bawah umur dan seorang dewasa.
Berdasarkan
keterangan para pelaku pada Komnas PA pada Kamis 14 Agustus 2014, mereka
mengaku telah menguliti bahkan menjual daging manusia itu pada beberapa
warung makan (lapo) di Kota Perawang, Siak, Riau. Namun, mereka
mengaku, daging tersebut tidak dijual dalam ukuran kilogram.
"Biasa dijual
per satu kantong plastik dan dijual dengan harga Rp30 ribu. Pada pemilik
warung, mereka bilang itu adalah daging sapi atau daging biawak,"
ungkap Arist saat dihubungi VIVAnews, Jakarta, Minggu 17 Agustus 2014.
Pelaku MD dan
S, kata Arist adalah otak di balik penjualan daging manusia itu pada
pemilik warung. Tindakan itu diketahui sudah dilakukannya sejak 2014.
Saat
ditanyakan pemilik warung untuk apa daging itu dijual, para pelaku
beralasan, uang itu akan digunakan untuk memperbaiki motor.
Ketika
ditanyakan apakah pemilik warung mengetahui yang dijual adalah daging
manusia, Arist menjawab singkat. "Waktu saya ke sana, warung itu
kebetulan sedang tutup. Jadi, polisi dan tim investigasi Komnas PA masih
mengikuti perkembangan selanjutnya," kata dia.
Diberitakan
sebelumnya, keempat pelaku dalam aksinya tidak langsung membunuh korban.
Mereka melakukan pelecehan seks pada korban lebih dulu.
Jenazah korban
pun ditemukan sudah dalam bentuk tulang belulang. Diduga tindak
kejahatan itu telah dilakukan mereka selama satu tahun.
Dalam kasus
ini, polisi menjerat pelaku dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan
Berencana. Ancaman hukumannya adalah pidana mati atau seumur hidup.
sumber: viva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar