DI JAWA, KITA MENGENAL
TRADISI RUWATAN. DI DALAM KHASANAH MISTIK TASAWUF KITA MENGENAL
ISTIGHFAR YANG TUJUANNYA BISA DIKATAKAN SAMA, MESKI TIDAK SAMA PERSIS
YAITU: PEMBERSIHAN DIRI DARI DOSA/KESALAHAN SEHINGGA NANTINYA KITA JADI
BERSIH LAHIR BATIN.
Di dalam pengajaran thariqah kita
diajarkan materi ISTIGHFAR 14 (EMPAT BELAS) TEMPAT yaitu istighfar yang
dikhususkan pada empat belas tempat lahir dan batin pada diri manusia
yang terdiri dari 7 (tujuh) tempat lahir yaitu : Mata, telinga, hidung,
mulut, tangan, kaki, syahwat dan perut dan 7 (tujuh) tempat batin yaitu :
1) LATIFATUL QALBY letaknya berada dua
jari di bawah susu kiri, di sinilah letak sifat-sifat kemusyrikan,
kekafiran, ketahyulan, dan sifat-sifat iblis. Jika latifah ini selalu
disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi Iman, Islam,
Ihsan, dan Ma’rifat.
2) LATIFATUR-ROH letaknya berada dua jari
di bawah susu kanan, disinilah letak sifat binatang jinak (bahimiyah)
yaitu sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Jika latifah ini selalu disucikan
dengan memperbanyak istighfar maka akan membuang sifat-sifat tersebut
di atas sehingga hidupnya tidak menuruti kehendak hawa nafsu yang selalu
mengajak kepada kejahatan namun selalu berada di dalam ketaatan kepada
Allah SWT.
3) LATIFATUS-SIRRI letaknya berada dua
jari di atas susu kiri, disinilah letak sifat binatang buas (syabiyah)
yaitu sifat dhalim, pemarah, pendendam. Jika latifah ini selalu
disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat kasih
sayang dan ramah tamah.
4) LATIFATUL-KHAFI letaknya berada dua jari di atas susu kanan,
disinilah letak sifat-sifat pendengki, khianat (sifat syaithaniah). Jika
latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan
terisi sifat syukur dan sabar.5) LATIFATUL-AKHFA letaknya berada di tengah-tengah dada, disinilah letak sifat-sifat rabbaniyah, yaitu sifat-sifat riya’, sombong, membanggakan diri, memamerkan kebaikan diri (takabur, ujub, sum-a). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat-sifat ikhlas, khusyu’, dan tawadhu’.
6) LATIFATUN-NAFSU NATIQO letaknya berada
antara dua kening, disinilah letak “nafsu amarah” yaitu nafsu yang
selalu mendorong kepada kejahatan. Jika latifah ini selalu disucikan
dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat tentram dan pikiran
tenang.
7) LATIFATUL-KULLU JASAD yang mengendarai
seluruh tubuh jasmani, disinilah letaknya sifat jahil (bodoh) dan
ghaflah (malas beribadah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan
memperbanyak istighfar maka akan terisi ilmu dan amal.
Adapun cara beristighfar untuk ke-14 (empat belas) tempat sebagaimana tersebut diatas yaitu dengan cara membaca “ASTAGHFIRULLAHAL’ADHIIM MIN KULLI DZAN BIN WA-ATUUBU ILAIH” dengan
meletakkan telapak tangan kanan di masing-masing tempat baik lahir
maupun bathin sambil menghayati keluarnya kotoran-kotoran dosa yang
berada pada tempat tersebut.
setelah membaca 14 istighfar tersebut di atas selanjutnya ditutup dengan membaca “Sayyidul Istighfar” / Penghulu Istighfar:
“ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANA ABDUKA WA ANA ‘AALA AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU A-‘UUDZUBIKA MINSYARRIMAA SHONA’TU ABUU-ULAKA BINI’MA TIKA ‘ALAYYA WA ABUU-‘U BIDZAMBII FAGHFIRLII FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUU-BA ILLA ANTA”
“ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANA ABDUKA WA ANA ‘AALA AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU A-‘UUDZUBIKA MINSYARRIMAA SHONA’TU ABUU-ULAKA BINI’MA TIKA ‘ALAYYA WA ABUU-‘U BIDZAMBII FAGHFIRLII FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUU-BA ILLA ANTA”
Artinya : “Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku,
tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah
Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat
tenaga untuk setia memegangangjanji-Mu.Aku
berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang terlanjur yang telah aku
lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan
kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku,
karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau.”
Itu adalah tata cara doa pembersihan
diri, langkah selanjutnya adalah PERILAKU SEHARI-HARI atau KELAKUAN KITA
SEHARI-HARI HARUS MENCERMINKAN TAUBAT NASUHA (TAUBAT YANG
SEBENAR-BENARNYA).Sumber: wongalus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar